top of page

Kiat pilih durian terbaik agar tidak tertipu

Musim durian sudah tiba. Kehadiran penjual durian tentu menggugah selera. Namun, memilih buah durian perlu memerhatikan beberapa hal agar tidak tertipu mendapat durian mentah atau busuk.

Tip pertama adalah dengan memerhatikan bentuk buah yang sempurna dan bersih. Sempurna yaitu mencari durian yang bagian kulit tidak berlubang atau pecah.

Kadang secara bentuk terlihat sempurna tetapi bisa jadi ada lubang kecil. Jika menemukan lubang kecil dan ketika ditiup di dalamnya ada ruang, maka dipastikan buah tersebut sebagian ada yang busuk atau ulat di dalamnya.

Tip kedua, amatilah apakah kondisi buah masih segar, dan jika memungkinkan di bagian tangkai masih ada getah. Buah yang segar, maka isi atau daging buah juga demikian.

Jika tangkai terlihat sudah keriput dan kering tentu durian tersebut sudah tak segar.

Durian yang tidak segar akan memengaruhi rasa dagingnya, apalagi jika durian sudah merekah, biasanya rasa durian menjadi lebih tawar.

Ketiga, biasanya durian yang baik itu ketika diangkat bobotnya ringan. Bobot ringan menunjukkan isi daging durian tebal. Sementara durian yang berat, dipastikan bagian biji lebih besar dari pada daging buah.

Tip keempat untuk penyuka daging durian yang kering dan tidak terlalu lembek. Anda bisa mencoba dengan cara mengguncang durian tersebut. Pilih durian yang ketika diguncang berbunyi atau agak longgar di dalamnya. Artinya, daging durian kering dan tidak melekat pada kulit.

Menurut Zainal Abidin Chaniago, pemilik warung durian populer , mengguncang durian adalah cara terbaik mengetahui kematangan buah.

"Mau lebih yakin, coba duriannya diguncang. Kalau ada bunyi di dalamnya, 'deg-deg-deg-deg' itu pasti masak," kata pria yang akrab disapa Ucok tersebut dinukil Detik.

Tip lain yang bisa dipraktikan untuk memilih durian matang adalah dengan melihat duri kulit durian tersebut. Pilih durian dengan duri yang pendek dan jarang. Bentuk duri seperti ini dipercaya lebih manis dibandingkan duri panjang dan rapat atau terlalu banyak. Duri rapat seperti ini bisa juga menjadi tanda daging buah yang tipis.

Bagian tangkai yang tebal dan pendek juga dapat menjadi petunjuk bahwa daging buah tersebut tebal dan banyak. Jika tangkai ramping dan panjang, bisa pertanda daging tersebut sedikit dan tidak tebal.

Nino dikenal pelanggannya karena mampu memilih durian matang dan manis hanya dengan memejamkan mata.

“Karena sudah terbiasa saya hafal luar dalam, bahkan dengan memejamkan mata bisa tahu mana durian yang berasa manis saja, manis pahit atau mana yang dominan rasa pahitnya. Selain itu, pilihlah durian yang tangkainya masih lentur. Durian yang seperti itu dagingnya akan cenderung tebal."

Ahli durian dari Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Lutfi Bansir SP MS, menilai bentang alam dan kondisi geografis kebun durian menjadi faktor penentu kualitas serta rasa durian.

Lokasi kebun durian yang berada di lahan miring lebih berpeluang menghasilkan durian yang nikmat daripada kebun durian yang berada di lahan datar.

“Pada lahan miring, ketika sedang musim hujan air tidak akan menggenangi pohon dalam waktu lama karena langsung mengalir ke daerah yang lebih rendah. Dengan begitu rasa durian tidak akan berpengaruh pada musim hujan, nikmatnya tidak terganggu musim," kata doktor alumnus Universitas Brawijaya tersebut.

Di Tanah Air, kebun durian yang berada di lahan miring masih dapat dihitung dengan jari, salah satunya kebun durian yang tersebar di Kabupaten Serang, Banten.

Sebagai informasi, durian gublukan atau durian matang pohon dari daerah ini dihargai mulai Rp50 ribu per buah. Bahkan ada juga yang berani membayar Rp700 ribu untuk lima buah durian yang matang pohon.

Menurut Eje Kim, profesor ahli geologi dari Seoul National University Korea, jenis durian di Indonesia lebih beragam dan lezat rasanya dibandingkan negara serumpun.

"Durian Indonesia sangat beragam, memiliki kandungan minyak yang berbeda, tekstur yang berbeda, aroma berbeda, dan rasa yang berbeda dari ekosistem yang berbeda. Durian di sini masih amat alami, banyak di hutan-hutan yang enak. Seperti wine terbaik yang berasal dari perkebunan kecil, bukan industri massal yang sudah banyak rekayasa," urai Eje.

bottom of page